Warga Tembal Keluhkan Perayaan Festival Marabose Bikin Macet Jalan
GarudaNusantaraSatu.Web.Id- Halsel
Di balik kegembiraan dan semangat yang membakar dalam perayaan festival Marabose ada kekecewaan dan kekesalan warga desa Tembal, kecamatan Bacan Selatan,kabupaten Halmahera Selatan(Halsel),provinsi Maluku Utara(Malut).Pasalnya lalu lintas yang parah hingga membuat kemacetan di sekitar UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) sehingga warga setempat merasa terganggun dalam aktivitas kesehariannya.
Hal ini dikatakan Endi,salah satu warga setempat mengatakan Festival Marabose yang meriah seharusnya menjadi momen kebersamaan dan kebanggaan bagi penduduk setempat, namun lalu lintas yang macet telah menjadi sumber keluhan utama.
“Sejak awal, festival ini direncanakan sebagai acara tahunan yang mengumpulkan masyarakat untuk merayakan keberagaman budaya, seni, dan tradisi lokal. Namun, pertumbuhan pesat UMKM di sekitar kawasan ini telah meningkatkan jumlah kendaraan dan kepadatan populasi secara signifikan, yang berujung pada kemacetan lalu lintas yang kronis,” ucapnya.
Ia menjelaskan, warga desa Tembal yang semula menantikan festival ini dengan antusiasme, kini menemukan diri mereka harus berhadapan dengan kemacetan yang tidak terduga, yang mengganggu mobilitas dan menguras waktu serta energi mereka.
” Keluhan-keluhan warga sebagian besar terfokus pada infrastruktur jalan yang tidak memadai untuk menampung jumlah kendaraan yang meningkat secara signifikan. Jalan-jalan yang sempit dan kurangnya parkir yang memadai telah mempersulit aksesibilitas bagi pengunjung festival dan juga masyarakat sekitar. Bahkan, beberapa warga melaporkan bahwa mereka menghabiskan waktu berjam-jam di kemacetan hanya untuk mencapai tempat kerja atau pulang ke rumah,” aku Endi.
Terang Endi, selain itu ada keprihatinan atas dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh kemacetan ini, seperti peningkatan emisi gas buang dari kendaraan yang terjebak dalam lalu lintas. Hal ini tidak hanya berdampak negatif pada kesehatan masyarakat, tetapi juga memberikan tekanan tambahan pada upaya pelestarian lingkungan yang sudah rapuh.
“Permasalahan lalu lintas yang terkait dengan festival Marabose adalah cerminan dari tantangan yang dihadapi oleh banyak komunitas yang mengalami pertumbuhan cepat di sektor UMKM. Meskipun festival ini adalah sumber kebanggaan dan identitas lokal, penanganan masalah lalu lintas menjadi penting untuk memastikan bahwa semua warga dapat menikmati acara ini tanpa hambatan yang tidak perlu,” ujarnya.
Lanjutnya, dengan kerjasama antara pemerintah lokal, komunitas, dan sektor UMKM, diharapkan bahwa solusi yang berkelanjutan dan inklusif dapat ditemukan untuk menjaga kehidupan festival ini tetap berjalan lancar dan menyenangkan bagi semua orang yang terlibat.
” Festival Marabose ini harus di pusatkan di lokasi yang tertentu seperti di GOR di Tokona, kecamatan Bacan Selatan, bukan desa Tembal UMKM karena tidak layak soalnya menganggu kemacetan dan rutinitas dan aktivitas masyarakat,” pinta Endi.(Rifaldi)