Kementan Genjot Hilirisasi Pertanian Skala Rumah Tangga
GarudaNusantaraSatu.Web.Id, Jakarta
Kementerian Pertanian (Kementan) menggenjot hilirisasi pertanian skala rumah tangga guna meningkatkan pendapatan hingga kesejahteraan petani. Hadirnya hilirisasi di pedesaan agar petani, UMKM, industri skala kecil memperoleh harga jual yang meningkat. Hal ini dikatakan Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi kepada media di Jakarta.(06/09/2023)
Suwandi mengatakan saat ini eranya hilirisasi aneka produk pertanian untuk meningkatkan nilai tambah petani. “Dengan hilirisasi, desa tidak mengekspor limbah bahan pangan ke kota. Produk samping, limbah dan olahan dapat diproses kembali menggunakan prinsip Reduce, Reuse, Recycle, sehingga penggunaan input dari luar berkurang,”ucapnya.
Ia menjelaskan manfaat berikutnya yakni menyerap tenaga kerja sehingga produktivitas tenaga kerja meningkat dan meningkatnya pendapatan petani. Kemudian, terciptanya keseimbangan antara desa dan kota, karena produk mengalir dari desa ke kota, dan uang berputar di desa.
“Mari cintai produk dalam negeri, konsumsi pangan lokal, hargai jerih petani. Sesuai Pesan Bapak Menteri pertanian Syahrul Yasin Limpo agar petani pelaku usaha tani kreatif, inovatif terutama hilirisasi dengan berbagai produk olahan untuk kebutuhan dalam negeri dan ekspor,” jelas Suwandi.
Diwaktu yang sama Dosen Program Studi Supervisor Jamina Mutu Pangan SV IPB University, Lukie Truanawati menerangkan cara Produksi Pangan yang Baik (CPPB) merupakan suatu pedoman yang menjelaskan bagaimana memproduksi pangan agar Bermutu dan layak untuk di konsumsi. Pangan Olahan mengacu pada makanan atau minuman hasil proses dengan cara atau metode tertentu dengan atau tanpa bahan tambahan.
“Bagi UMKM, penerapan cara produksi pangan olahan yang baik memberikan informasi yang jelas dan mudah dimengerti kepada masyarakat untuk melindungi makanan terhadap kontaminasi dan kerusakan, mempertahankan atau meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap makanan yang diproduksi serta memastikan UMKM memproduksi dan menyediakan makanan yang aman dan layak bagi konsumen,”ungkapnya.
Founder Jimmy Hantu Foundation, Sujimin mengatakan terdapat tiga prinsip utama dalam berdagang, yakni Harga Murah, Mutu Terjamin dan Kontinyu (ketersediaan barang terus menerus). Hilirisasi dalam pertanian masih perlu dibangun lagi, karena hilirisasi pertanian baru mencapai 10%.
“Hilirisasi dapat tercipta jika kita membangun industri pertanian. Alam Indonesia sudah luar biasa, kita punya cukup bahan baku dan cukup sumber daya manusia, namun masih perlu pengelolaan lebih baik. Contohnya pemanfaatan pekarangan, air cucian beras dan daging serta daun yang gugur dapat menjadi sumber nutrisi yang dapat dijadikan pupuk pertanian, ini murah dan mudah,” katanya.
Tambah dia,ketika hilirisasi berjalan dnegan baik, maka dapat memperbaiki prinsip hidup, meliputi prinsip sosial, ekonomi dan religi.
“Ketiga prinsip ini harus berjalan bersamaan. Indonesia dapat maju jika menjual barang berkualitas, penjualnya konsisten dengan apa yang dikatakannya dan Komitmen,” pinta Jimmy.
Sementara itu, Dosen Program Studi Manajemen Agribisnis SV IPB University, Prima Gandhi menuturkan agroindustry bertujuan untuk mendapatkan produk yang sesuai dengan kebutuhan manusia, baik selera maupun nilai gizinya, memperpanjang masa simpan hasil pertanian yang mudah rusak, memberi peluang bagi perkembangan industry, menciptakan diversifikasi produk serta memperluas pangsa pasar. Untuk mewujudkan tujuan ini, maka diperlukan perencanaan agroindustri yang efektif dan berkelanjutan dengan memperhatikan aspek produksi, aspek pasar, dan aspek distribusi.
“Selain itu perlu juga perhatian pada aspek teknologi yang lebih efisien, aspek manajerial yang yang mampu bekerja secara efisien serta aspek sosial yang mempertimbangkan pendayagunaan masyarakat dan merupakan sarana transfer dari teknologi dan bukan pesaing bagi tenaga kerja manusia,” paparnya.
Menurut Prima, komoditi unggulan Komoditi unggulan merupakan hasil usaha masyarakat desa yang memilki peluang pemasaran yang tinggi dan menguntungkan bagi masyarakat desa. Dimana kriteria dari komoditi unggulan adalah mempunyai daya saing yang tinggi di pasaran karena memiliki keunikan/ciri spesifik, kualitas bagus, harga murah, memanfaatkan potensi sumberdaya lokal yang potensial dapat dikembangkan dan mempunyai nilai tambah tinggi bagi masyarakat perdesaan.
“Secara ekonomi menguntungkan dan bermanfaat untuk meningkatkan pendapatan dan kemampuan sumberdaya manusia, serta Layak didukung oleh modal bantuan atau kredit,” tandasnya. (Arief)